Pasar Minggu Resmi Pindah ke Jalan Suroyo, Masyarakat Mengaku Lebih Leluasa
Pasar Minggu Resmi Pindah ke Jalan Suroyo
KANIGARAN – Pasar Minggu Kota Probolinggo yang sebelumnya di Alun-alun, mulai hari ini (10/8) resmi pindah di sepanjang Jalan Suroyo. Sebanyak 524 pedagang terlihat memadati lapak yang sudah diatur oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (DKUP). Masyarakat pun nampak berdatangan menikmati Pasar Minggu di lokasi baru.
Supaya tidak mengganggu ibadat jemaat gereja dan pengunjung hotel di kawasan tersebut, Dinas Perhubungan telah menyiapkan jalur dan parkir khusus. Pembukaan Pasar Minggu ditandai dengan pemotongan pita oleh Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin bersama Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri dan Dandim 0820 Letkol Arh Iwan Hermaya, perwakilan forkopimda.
Nampak ikut mendampingi Sekda Ninik Ira Wibawati dan Ketua Tim Penggerak PKK dr. Evariani dan sejumlah pejabat Pemerintah Kota Probolinggo. Dari ujung selatan Jalan Suroyo, wali kota bersama rombongan menuju Museum Probolinggo mengikuti senam pagi. Kemudian, mereka berjalan menyusuri Pasar Minggu sambil berbelanja, berbincang dengan pedagang dan masyarakat.
Ketika berbelanja jajanan dan buah, Ketua Tim Penggerak PKK dr. Evariani sekaligus anggota DPRD Kota Probolinggo mengingatkan pedagang soal kebersihan. Setiap pedagang harus menyediakan tempat sampah masing-masing.
Penataan PKL Pasar Minggu di sisi barat menghadap ke timur, dikhususkan pedagang non makanan minuman (mamin) dan makanan ringan. Sedangkan sebelah timur mengadap ke barat, untuk makanan berat dan minuman. Pembagian ini dilakukan supaya tidak ada jenis perdagangan yang sama dan mudah dicari.
Wali Kota Dokter Amin- sapaan akrab wali kota, mengaku sempat khawatir sepi karena Car Free Day (CFD) sebelumnya di Alun-alun dipindah ke Jalan Suroyo. “Karena kerja sama semua pihak menyikapi kepindahan ini, ternyata Alhamdulillah ya. Bukan hanya ramai masyarakatnya tapi juga pedagangnya. Penuh sesak,” ujarnya.
Meski sudah dijaga ketat oleh petugas di setiap pintu masuk, masih ada saja sepeda motor yang nekat melintas di Jalan Suroyo. Menyikapi hal itu, wali kota pun ikut menyayangkan ada gangguan lalu lintas untuk orang yang berjalan. “Ini baru pertama ya antara pengguna jalan, pedagang dan masyarakat pengunjung Pasar Minggu. Akan terus kita evaluasi,” jelas Dokter Amin.
Sementara itu, bagi Helmi dan Putri, pengunjung Pasar Minggu Suroyo, lokasi baru ini dirasa lebih leluasa karena jalan lebih lebar dari Alun-alun. Hanya saja, sepeda motor yang kerap melintas diharapkan ada ketegasan dari petugas.
“Saya merasakan perubahannya sih (dari Alun-alun ke Suroyo). Secara pribadi saya rasa bagus di sini karena faktor kenyamanan ya. Disini lebih lebar. Dan, penanganan parkir juga sudah pakai Qris,” tutur pasutri asal Kelurahan Tisnonegaran, yang selalu punya agenda jalan-jalan ke Pasar Minggu setiap pekan.
Ditemui di lokasi Pasar Minggu, Kabid Perdagangan DKUP Erwan Kiswandoko menjelaskan berdasarkan data terakhir jumlah pedagang Pasar Minggu ada 624 orang. Setelah diklarifikasi, yang berasal dari luar kota sebanyak 100 orang. DKUP berkomitmen untuk memfasilitasi pedagang dari relokasi Alun-alun adalah warga Kota Probolinggo sehingga tersisa 524 pedagang.
Bagi PKL yang belum terdata, kata Erwan, pihaknya meminta mereka membuat permohonan untuk mengetahui apakah betul pedagang Pasar Minggu. “Secara jumlah, relokasi ini tidak bertambah. Pengamatan kami, sementara ini sudah terjadi penataan sesuai rencana kami bersama pihak terkait. Untuk jemaat gereja, usaha hotel sudah ada pembatas sesuai rekayasa lalu lintas di denah,” jelas Erwan lagi.
Dengan relokasi Pasar Minggu Suroyo ini, DKUP mengimbau pedagang pada komitmennya untuk memenuhi jam operasional mulai pukul 06.00 sampai 10.00. “Jam setengah sepuluh sudah siap-siap karena jalur lalu lintas mau dibuka. Itu komitmen yang kami butuhkan. Yang kedua, sampah dikumpulkan sendiri oleh pedagang. Kalau untuk pengunjung ada tempat sampah yang disediakan dari DLH,” imbuh Kepala DKUP Fitriawati. (fa/pin)